Keterangan:
1. Pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga.
Rumah tangga melakukan konsumsi atau dalam variabel ekonomi disebut C (Consumption). Konsumsi bisa disebut Injeksi (Penyuntikan) atau Kebocoran. Konsumsi disebut sebagai injeksi karena pada saat situasi rumah tangga melakukan investasi pada pasar uang dan investasi tersebut digunakan untuk menyuntikkan/menginvestasikan produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Konsumsi disebut sebagai kebocoran pada saat uang digunakan untuk menabung, disebut kebocoran karena uang yang seharusnya digunakan untuk mengonsumsi barang dan jasa digunakan untuk menabung.
2. Belanja barang oleh Pemerintah.
Pemerintah melakukan konsumsi atau dalam variabel ekonomi disebut G (Government) yang artinya pendapatan pemerintah digunakan untuk keperluan pemerintah.
3. Investasi oleh pemerintah.
Produsen mendapatkan suntikan dana atau Investasi dari pemerintah melalui Belanja pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah atau dalam variabel ekonomi disebut I (Investment).
4. Ekspor ke luar negeri.
Pasar Barang menjual barang dan jasa yang telah diproduksi produsen ke luar negeri atau mengekspor barang dan jasa.
5. Kebutuhan tenaga kerja oleh pemerintah.
Pemerintah membutuhkan tenaga kerja dari Pasar Tenaga Kerja yang berasal dari rumah tangga.
6. Kebutuhan tenaga kerja oleh perusahaan.
Produsen membutuhkan tenanga kerja dari Pasar Tenaga Kerja yang berasal dari rumah tangga.
7. Kebutuhan uang tunai.
Produsen membutuhkan uang untuk melakukan proses produksi kepada Pasar Uang atau Pasar Modal. Produsen akan membuat laporan keuangan sebaik mungkin untuk menarik investor sebanyak-banyaknya, hal ini yang biasa disebut Injeksi atau penyuntikan, artinya setiap saham Produsen yang dibeli oleh Investor merupakan Penyuntikan dalam perekonomian karena dengan pembelian saham tersebut perekonomian dapat distabilkan baik untuk produsen maupun pelaku ekonomi yang lain.
8. Kebutuhan rumah tangga akan uang tunai.
Rumah tangga memberikan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja. Maka Pasar Tenaga Kerja akan membayar faktor-faktor produksi itu berupa uang tunai kepada rumah tangga.
9. Kebutuhan perusahaan asing akan rupiah.
Uang rupiah diperlukan perusahaan asing setelah barang atau jasa impor yang telah diberikan untuk ditukarkan kembali ke mata uang negara perusahaan tersebut.
10. Hasil produksi dalam negeri.
Produsen telah menyelesaikan barang dan jasa yang siap dijual oleh Pasar Barang kepada Rumah Tangga, Pemerintah, dan Luar Negeri.
11. Impor dari luar negeri.
Perusahaan asing memberikan barang dan jasa dari negaranya yang diperlukan oleh pasar barang untuk dijual kembali ke rumah tangga, pemerintah.
12. Tenaga kerja yang disediakan oleh rumah tangga.
Rumah tangga menyediakan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja.
13. Suplai uang kartal.
Lembaga keuangan menyediakan uang kartal (uang kertas atau uang logam) yang diperlukan oleh pemerintah yang akan disebarkan kembali kepada pelaku-pelaku ekonomi lain.
14. Tabungan rumah tangga.
Uang yang diterima rumah tangga dari pasar tenaga kerja atau pelaku ekonomi disimpan di Lembaga Keuangan guna untuk motif berjaga-jaga. Hal ini yang biasa disebut dengan kebocoran karena uang yang seharusnya digunakan untuk mengonsumsi barang dan jasa disimpan di lembaga keuangan.
15. Suplai uang giral.
Lembaga keuangan menyediakan uang giral kepada rumah tangga karena semakin mendesak nya kebutuhan rumah tangga akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Pada saat ini terdapat kredit macet yang disebabkan oleh fasilitas yang diberikan lembaga keuangan kepada rumah tangga berupa pemberian kartu kredit yang keberadaan uangnya belum dipastikan sehingga dapat memacu inflasi.
16. Suplai dana luar negeri.
Uang diberikan kepada perusahaan asing atas barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri yang penting bagi negeri untuk menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pelaku-pelaku ekonomi lain.
Buku Mikro Ekonomi (Teori Pengantar) Karangan Sadono Sukirno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar