Rabu, 22 Januari 2014

KAS


Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard an dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos – pos lainnya.

Selasa, 21 Januari 2014

Bagaimana Menyelamatkan Koperasi Indonesia Agar Keberadaannya Masih Ada?


Koperasi Indonesia tidak hanya sebaga5 badan usaha seperti firma, perseroan terbatas, tetapi 14ga merupakan agen pembangunan untuk pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berperan untuk menyebarluaskan jiwa dan semangat koperasi untuk dapat dikembangkan pada perusahaan swasta dan negara. Namun demikian, rendahnya kualitas SDM koperasi, adanya kasus-kasus penyimpangan, serta kurang optimalnya peran pengawas menyebabkan kehidupan dan kinerja koperasi semakin terpuruk sehingga masyarakat trauma dan memiliki citra negatif terhadap koperasi. Beberapa faktor penyebabnya :
1. Ketidakmampuan koperasi menjalankan fungsi yang dijanjikan. Banyak alasan mengapa orang-orang menginginkan terbentuknya koperasi, antara lain untuk memperoleh pelayanan usaha yang optimal. Dengan berkoperasi, para anggota menginginkan dapat memperoleh barang-barang kebutuhan pokok dan barangbarang kebutuhan usaha secara tepat waktu dan harga yang relative lebih murah, memperoleh pinjaman dengan syarat yang lebih mudah, dapat menjual produk dengan harga yang menguntungkan, meningkatkan posisi tawar terhadap pihak lain, dapat mengembangkan usaha lanjutan (misalnya pengolahan dan pemasaran) serta meningkatkan kekuatan dalam menghadapi praktek monopoli maupun persaingan. Apabila koperasi tidak mampu menjalankan fungsinya untuk mewujudkan apa yang diharapkan anggotanya, sudah barang tentu para anggota merasa kecewa yang akhirnya muncul citra yang kurang baik terhadap koperasi.
2.      Adanya penyimpangan kegiatan usaha tidak sesuai dengan kepentingan anggota. Dalam perkembangannya, jika tidak hati-hati dapat terjadi penyimpangan kegiatan koperasi yang lebih mengutamakan kepentingan pengurus atau investor, sehingga kebijaksanaan yang diambil justru digunakan untuk membela dan melindungi kepentingan pengurus/investor. Sebagai contoh dalam koperasi simpan pinjam, penerapan bunga pinjaman yang relatif tinggi kepada anggota, dengan maksud dapat membayar bunga yang relatif tinggi terhadap para penabung/investor. Contoh lain, koperasi dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu.
3. Kualitas sumber daya manusia yang rendah. Suatu organisasi termasuk koperasi akan dapat maju dan berkembang apabila didukung oleh sumber daya yang berkualitas, khususnya untuk pengurus atau pengelola. Perlu disadari bersama bahwa koperasi bukan merupakan organisasi social yang usahanya memberikan santunan, bantuan cuma-cuma, bantuan social dan sebagainya. Adalah keliru, jika seseorang ingin menjadi anggota koperasi dengan maksud untuk memperoleh bantuan. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak social, sehingga dalam menjalankan kegiatannya tetap berpegang pada prinsip-prinsip bisnis, berusaha mengembangkan usaha, memperoleh keuntungan, bertindak rasional, mencari dan memanfaatkan peluang dengan tetap memperhatikan pelayanan dan kepentingan anggota. Sebagai organisasi ekonomi, koperasi memerlukan pengurus/pengelola yang berkualitas, sehingga mampu menjalankan manajemen organisasi dan usaha yang baik, kreatif, inovatif dan mampu menjalin komunikasi ke berbagai pihak. Sebaliknya jika pengurus/pengelola koperasi tidak berkualitas, maka pengelolaan usaha dilakukan seadanya, hasil usaha yang dicapai rendah atau usahanya tidak berkembang. Jika usaha koperasi tidak berkembang, para anggota merasa dirugikan, akibatnya mereka merasa berkoperasi tidak ada manfaatnya sehingga citra koperasi menjadi kurang baik.
4. Pengawas bekerja tidak optimal. Pengawas atau badan pemeriksa dipercaya oleh rapat anggota ditugasi melakukan monitoring dan pengawasan jalannya kehidupan koperasi baik organisasi, usaha, maupun administrasi pembukuan. Adanya pengawas diharapkan dapat menyelamatkan harta kekayaan milik organisasi, anggota maupun stakeholder yang lain. Untuk itu pengawas harus melakukan pemeriksaan secara rutin, baik yang dilakukan secara mendadak maupun periodik dan selanjutnya melakukan tindak lanjut apabila ditemukan adanya penyimpangan. Kenyataannya, banyak pengawas yang tidak optimal dalam menjalankan tugasnya, tidak melakukan pemeriksaan secara dini, hanya memeriksa sekali setahun dan dilakukan secara sekilas. Akibatnya tidak diketahui adanya penyimpangan yang terjadi. Tidak berfungsinya pengawas memungkinkan terjadinya penyimpangan sehingga koperasi menderita kerugian.
5. Pengurus/pengelola tidak jujur. Kejujuran berkaitan dengan sikap mental dan moral. Banyak koperasi yang mengalami kebankrutan karena pengurus/ pengelolanya bersikap korup, ingin memperkaya diri serta memanfaatkan fasilitas koperasi untuk memenuhi kepentingan diri sendiri atau golongan.
Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan membangun citra koperasi
antara lain, sebagai berikut :
1.      Pemerintah perlu mensosialisasikan kembali hakikat dan substansi pasal 33 UUD 1945, di mana perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan. Istilah disusun mengindikasikan pemerintah harus bertindak aktif menyusun, mengatur dan mengusahakan ke arah perekonomian yang didasarkan atas demokrasi ekonomi dan jangan membiarkan perekonomian tersusun sendiri atas kekuatan pasar.
2. Pemerintah perlu memiliki political will yang kuat terhadap eksistensi dan pengembangan koperasi sebagai sarana membangun perekonomian nasional menuju pada keadilan dan kesejahteraan social. Untuk itu, berbagai peraturan dan kebijaksanaan ekonomi diharapkan dapat menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan koperasi, memberikan kepastian usaha , memberikan perlindungan terhadap koperasi, menciptakan kondisi persaingan yang sehat, dalam pelaksanaan mekanisme pasar (UU No. 25 Tahun 2000).
3. Pemerintah perlu bertindak tegas untuk memberi sangsi dan atau membubarkan organisasi yang berkedok koperasi, koperasi-koperasi yang “tidur”, koperasi yang tidak sehat, dan selanjutnya membina koperasi yang prospektif dan benar-benar sehat.
4. Membangun jaringan kerjasama usaha antara koperasi dengan badan usaha lain dengan dilandasi kemitraan yang saling menguntungkan. Kerjasama kemitraan tersebut antara lain dalam hal : pengadaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, misalnya melalui program bapak angkat, joint venture, waralaba, intiplasma, maupun subkontrak.
5. Menyebarluaskan informasi terhadap koperasi yang berhasil melalui media massa, sehingga masyarakat mengetahui bahwa banyak koperasi yang berhasil, patut menjadi contoh dan mampu berperan dalam perekonomian local maupun nasional. Sebaliknya media pers sebaiknya mengurangi pemberitaan negative tentang koperasi, untuk lebih menonjolkan berita positif keberhasilan koperasi dari berbagai wilayah dan berbagai jenis koperasi.
6. Meningkatkan wawasan dan nilai-nilai perkoperasian di kalangan generasi muda melalui pendidikan perkoperasian di tiap sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya, sehingga generasi muda memahami benar tentang manfaat dan peranan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan dan keadilan social. Meningkatkan jiwa dan semangat kewirausahaan dalam koperasi, sehingga terbentuk koperasi memiliki budaya kewirausahaan, berani bersaing, serta mampu menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
Kunci Sukses Koperasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses, Jangkung Handoyo Mulyo (2007) mengidentifikasi beberapa factor kunci sukses dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Faktor–faktor tersebut adalah :
1. Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi, yang dicitrakan oleh pengetahuan mereka terhadap ‘tiga serangkai koperasi’ yang meliputi pengertian koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi (values of cooperative) dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principles of co-operative). Setelah dipahami, selanjutnya diimplementasikan dalam setiap aktivitas koperasi.
2. Kemampuan Pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggota. Melalui penjaringan aspirasi anggota akan dapat diketahui berbagai kebutuhan yang diinginkan anggota, sehingga akan dapat diidentifikasi kebutuhan kolektif para anggota.
3. Adanya kesungguhan Pengurus dan pengelola dalam mengelola koperasi. Untuk itu pengurus dan pengelola perlu kerja keras, ulet, inovatif, pantang menyerah, jujur dan transparan. Agar koperasi berhasil, diperlukan figur pengurus yang memang benar-benar dapat mengemban amanah anggota.
4. Kegiatan usaha koperasi harus bersinergi dengan usaha anggota, sehingga koperasi akan mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya apa yang diperlukan anggota.
5. Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya transaksi antara anggota terhadap badan usaha non koperasi.


Bayu Krisnamurti. (2007) Membangun Koperasi Berbasis Angota Dalam Rangka
Pengembangan Ekonomi Rakyat. www.ekonomirakyat.org/edisi 4/artikel :
Dawam Rahardjo (1997). Pengantar Koperasi Indonesia Menghadapi Abad ke-21.
Jakarta : Dekopin.
Ibnoe Soedjono (1997). Sosialisasi dan Implementasi Prinsip-Prinsip Koperasi,
Koperasi Indonesia Menghadapi Abad ke-21. Jakarta : Dekopin
Jangkung Handoyo Mulyo (2007). Revitalisasi Ekonomi Kerakyatan Melali
Pemberdayaan Gerakan Koperasi. http://io.ppi-jepang.org/article
Subiakto Tjakrawerdaya. (2007). Koperasi dan Amanat Pengenasan Kemiskinan.
www.damandiri.or.id/detail.
Thoby Mutis. 2003. Pengembangan Koperasi : Kumpulan Karangan. Seri Pendidikan
Koperasi. Jakarta : Grassindo.
Undang Undang No.25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional Tahun
2000-2004.


MASIHKAH KOPERASI MENJADI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA?


 “Individualitas” menjadikan seorang anggota koperasi sebagai pembela dan pejuang yang giat bagi koperasinya. Dengan naik dan maju koperasinya, kedudukannya sendiri ikut naik dan maju. Dalam pelajaran dan usaha koperasi di bidang manapun juga, ditanam kemauan dan kepercayaan pada diri sendiri dalam persekutuan untuk melaksanakan “self-help” dan oto-aktivitas untuk kepentingan bersama. Dalam mengasuh anggota koperasi selalu diutamakan cinta kepada masyarakat yang kepentingannya harus didahulukan dari kepentingan diri sendiri. Oleh karena itu anggota koperasi harus mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Apabila tanggung jawab yang dua itu tidak ada, maka koperasi tidak akan tumbuh, tidak akan menjadi. Menurut Hanel (1989), yang disebut Koperasi adalah: Sejumlah kelompok individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar salah satu kepentingan (ekonomi) yang sama (cooperative group). Anggota kelompok tersebut bertekad mencapai tujuan dan kepentingan yang sama secara lebih baik melalui usaha bersama dan saling membantu atas dasar kekuatan sendiri secara swadaya. Sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kepetingan kelompok maka dibentuk perusahaan yang didirikan , dimodali, dibiayai, dikelola, diawasi dan dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya yang mempunyai tugas pokok meneyelenggarakan pelayanan barang dan jasa yang menunjang perbaikan perekonomian rumah tangga. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 3, koperasi bertujuan memajukan anggota khususnya masyarakat pada umumnya ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Badan Usaha Koperasi, disamping adanya kemauan orang perorang untuk menghimpun diri secara sukarela bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka, tunduk terhadap kaidah dan prisip ekonomi yang berlaku dengan mengacu pada konsep dan sistem yang bekerja pada suatu badan usaha, merupakan kombinasi , manusia aset fisik non fisik dan teknologi. Sinergitas antara sosial dan ekonomi, adalah modal utama dalam berkoperasi. Modal sosial sebagai perekat yang memperkokoh jalinan antara anggota sebagai basis yang memperkuat kebersamaan dalam mencapai kepentingan dan tujuan Ekonomi. Ketangguhan koperasi telah terbukti mampu menahan badai krisis moneter baik yang terjadi di tahun 1997 mapun krisis global dunia yang terjadi di tahun 2008 silam. Krisis global dunia tahun 2008, telah melumpuhkan perekonomian dunia, namun saat itu Indonesia tidak terlalu merasakan dampak krisis tersebut . Menurut data, kinerja koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang menggembirakan pada periode 2010 -2012, jumlah koperasi meningkat dari 177.482 unit pada tahun 2010 menjadi 192.442 unit pada Mei 2012 naik 14.960 unit atau 8,43 %. Sementarakeanggotaan koperasi dari 30.461.121 pada tahun 2010 naik menjadi 33687.417 orang pada Mei 2012 naik 3.226.996 orang atau 10,59 %. Sedangkan untuk tenaga kerja yang terserap dari 358.768 tenaga kerja meningkat pada tahun 2012 menjadi 425.822 orang, naik 67.054 atau 18,69 %. Namun ternyata pertumbuhan koperasi juga berbanding lurus dengan “ketidak aktifan” koperasi (mangkrak). Paling tidak ada sekitar 47.000 koperasi yang tidak aktif atau disalah gunakan untuk kepentingan tertentu yang justru merusak citra koperasi . Tidak aktifnya koperasi dapat disebabkan beberapa hal : kurangnya dana, kurangnya anggota terampil dan terlatih, serta majemen yang tidak efisien. Sedang penyebab citra koperasi menjadi buruk dikarenakan tujuan pendirian koperasi telah menyimpang dari tujuannya semula dan penyelewengan yang dilakukan oleh “oknum” untuk memperkaya diri dan kelompoknya. Bila dilihat dari data diatas peningkatan secara kuantitatif mestinya dibarengi dengan peningkatan kwalitas. Pakar hukum Koperasi Munkner Jerman (1982) sebagaimana dikutip Koch mengatakan Orientasi pengembangan kebijakan koperasi lebih kepada data kuantitatif, yang mengukur kemajuan koperasi dari jumlah koperasi yang didirikan, jumlah anggota, volume usaha yang dicapai sementara ukuran aspek kualitatif yang seharusnya menjadi ukuran sering diabaikan. Koperasi pada umumnya akan dapat berkembang apabila pengurus koperasi memiliki jiwa dan semangat enterpreneur yang mampu mencari peluang usaha sekaligus membangun jaringan dengan stake holders . Disamping tumbuhnya koperasi menjadi pelaku usaha menengah dan besar, banyak tumbuh koperasi yang baru dengan skala kecil yang membutuhkan pembinaan agar bisa menjadi pelaku ekonomi yang mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.
Diakui atau tidak keterbatasan sumberdaya manusia menjadi kendala serius dalam perkoperasian, fakta menunjukkan kemampuan pengelolaan koperasi kita masih rendah, sehingga diperlukan pembinaan baik terhadap pengurus maupun anggota sehingga mendapatkan pemahaman, menjalankan dan mengembangkan usaha sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Saatnya Pemerintah melalui dinas dan organisasi terkait lebih pro aktif, jemput bola dan melakukan pembinaan serta pengawasan berkesinambungan, memotivasi pembinaan dan pemberdayaan koperasi yang membutuhkan sinergi dari sumberdaya yang dimiliki bagi pemberdayaan koperasi, sehingga koperasi sebagai soko guru ekonomi bukan sekedar isapan jempol belaka. Selamat Ulang Tahun Koperasi, jayalah koperasi indonesia. (Supardi, S.Sos).

Kesimpulan
Jadi Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian Indonesia masih berlaku,peran koperasi di Indonesia sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha serta berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur. Fungsi koperasi untuk mencapai tujuan akan sulit tercapai apabila koperasi yang dijalankan tidak berdasarkan atas asas kekeluargaan serta gotong royong yang mengandung unsur kerja sama. Pemerintah juga seharusnya sering melakukan media promosi langsung dilapangan kepada masyarakat tentang koperasi, dan pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan kepada para anggota koperasi agar lebih aktif pula mempromosikan dan mengenalkan koperasi.





Selasa, 14 Januari 2014

Konsep Budget & Kepuasan Optimal

MEMAHAMI KONSEP “The Law of Diminishing Utility Marginal”
(Hukum Utilitas Marjinal Semakin Menurun) menyatakan bahwa tamabahan konsumsi suatu barang akan meningkatkan utilitas, tetapi tambahan konsumsi secara terus menerus akan mengakibatkan tambahan total utilitas yang semakin mengecil. Tambahan konsumsi akan menurunkan nilai tambahan utility.

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa apabila konsumen membeli barang atau jasa terus menerus maka tingkat kepuasan konsumen yang awalnya naik akan mulai menurun diakibatkan karena adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan konsumen menjadi tidak membutuhkan barang tersebut. Begitu juga pada sebuah perusahaan, apabila perusahaan menggunakan banyak pekerja tetapi barang-barang yang dihasilkan tetap sama maka variabel tenaga kerja dan variabel modal mengalami penurunan akibat banyaknya pekerja. Perusahaan selalu meminimumkan biaya demi mendapatkan keuntungan yang maksimum.

MENCIPTAKAN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN
·         Nilai presepsi pelanggan adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya.
·         Total manfaat pelanggan adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran (produk, jasa, personel dan citra.
·         Total biaya pelanggan adalah kumpulan biaya persepsi yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar (moneter, waktu, energi, dan psikologis).
·         Loyalitas adalah komitmen yang dipegang secara mendalam secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.
·                  Proposisi nilai adalah kelompok manfaat yang dijanjikan untuk dihantarkan.
·                  Sistem penghantaran nilai yaitu meliputi semua pengalaman yang akan dialami pelanggan dalam proses memperoleh dan menggunakan penawaran.
·                Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang terhadap ekspektasi mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari hal berikut ini : Kinerja < Ekspektasi = Tidak Puas Kinerja = Ekspektasi = Puas Kinerja > Ekspektasi = Sangat Puas Apabila terjadi ekpektasi yang terlalu tinggi maka pelanggan akan kecewa. Sedangkan apabila ekspektasi terlalu rendah maka perusahaan tidak menarik cukup pembeli.
·               Salah satu kunci mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Teknik pengukuran kepuasan pelanggan tersebut dapat dilihat dari: - Survei berkala - Tingkat kehilangan pelanggan - Pembelanja misterius - Pengaruh Kepuasan Pelanggan - Keluhan Pelanggan
·         Totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
·         Cara meningkatkan Nilai Basis Pelanggan, antara lain : - Mengurangi tingkat keberalihan pelanggan - Meningkatkan daya tahan hubungan pelanggan - Meningkatkan potensi pertumbuhan melalui : `Share of wallet `Cross selling `Up selling - Membuat pelanggan berlaba rendah menguntungkan atau menghilangkan mereka - Menfokuskan usaha yang tidak seimbang untuk pelanggan bernilai tinggi.
·         Cara untuk memasarkan barang/produk secara satu-satu dengan cara : - Mengidentifikasi prospek dan pelanggan anda - Mendiferensiasikan pelanggan berdasarkan : `Kebutuhan mereka `Nilai mereka untuk perusahaan anda - Berinteraksi dengan pelanggan perorangan untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun hubungan kuat - Memodifikasi produk, layanan dan pesan pada tiap pelanggan. 
·         Beberapa cara untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, yaitu : 1. Mengurangi keberalihan - Mendefinisikan dan mengukur tingkat retensi - Membedakan penyebab dan mengidentifikasi pelanggan - Membandingkan - kehilangan laba * nilai seumur hidup vs biaya mengurangi tingkat keberalihan 2. Dinamika Retensi.
·         Beberapa cara untuk membangun loyalitas, yaitu : - Berinteraksi dengan pelanggan - Mengembangkan program loyalitas - Mempersonalisasikan pemasaran - Menciptakan ikatan institusional -.
·         Penggalian data digunakan untuk menarik informasi yang berguna tentang individu, tren dan segmen dari kumpulan data.
·         Beberapa cara penggunaan database : - Mengidentifikasi prospek - Memutuskan pelanggan mana yang menerima penawaran tertentu - Memperdalam loyalitas - Mengaktifkan kembali pembelian pelanggan - Menghidari kesalahan pelanggan serius.·        Beberapa faktor ketidaklayakan pembangunan database adalah : - Produk yang dibeli satu kali seumur hidup - Pelanggan memperlihatkan sedikit loyalitas terhadap merek - Penjualan unit sangat kecil - Biaya pengumpulan data sangat tinggi.
·         Masalah yang timbul dalam pembangunan database dan CRM, yaitu: - Proses membangun dan mempertahankan database membutuhkan investasi besar - Sulit membuat setiap orang dalam perusahaan berorientasi pelanggan dan menggunakan informasi yang tersedia - Tidak semua pelanggan menginginkan hubungan dengan pelanggan - Asumsi di belakang CRM tidak selalu benar.
·         Bahaya Utama yang timbul akibat pembangunan CRM, yaitu : - Implementasi CRM sebelum menciptakan strategi pelanggan - Menjalankan CRM sebelum mengubah organisasi untuk menyesuaikan diri - Asumsi bahwa makin banyak CRM semakin baik - Mengintai pelanggan.
·         Langka-langkah untuk menganalisis nilai adalah sebagai berikut : 1. Menidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai dari pelanggan ( apa tingkat atribut, manfaat dan kinerja yang mereka cari dalam memilih produk dan peyedia layanan. 2. Menilai arti pentingnya kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda ( Pelanggan diminta memeringkat beragai atribut dan manfaat, jika peringkat mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokan mereka kedalam berbagai sekmen). 3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya. Pelanggan menggambarkan ditingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan pesaing pada setiap atribut dan manfaat. 4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segemen tertentu menetukan peringkat kinerja perusahaan terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut yang bermanfaat. Jika tawaran perusahaan melebihi tawaran pesaing atas semua atribut dan manfaat penting, perusahaan dapat mengenakan harga harga yang lebih tinggi sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi, atau perusahaan dapat mengenakan harga yang sama dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak. 5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu, secara berkala, perusahaan harus mengulangi studi nilai pelanggan dan posisi dan fitur.
·         Loyalitas konsumen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Membicarakan hal-hal positif kualitas jasa kepada orang lain. 2. Merekomendasikan kualitas jasa kepada orang lain. 3. Mendorong teman atau relasi bisnis untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut. 4. Mempertimbangkan perusahaan tersebut sebagai pilihan pertama dalam membeli dan menggunakan jasa. 5. Melakukan bisnis lebih banyak di waktu mendatang.
·         Empat variabel yang mempengaruhi loyalitas pelanggan, yaitu : 1. Perhatian (caring) 2. Kepercayaan (trust) 3. Perlindungan (length of patronage) 4. Kepuasan kumulatif (overall satisfication).
·         Empat cara agar pelanggan tidak meninggalkan perusahaan, yaitu : 1. Mempermudah pelanggan untuk memberi umpan balik kepada perusahaan. Salah satu kegiatan yang paling menguntungkan bagi perusahaan adalah mencari keluhan pelanggan, memudahkan pelanggan untuk memberikan umpan balik dengan cara bertanya kepada pelanggan secara teratur mengenai pembelian terakhir mereka seperti : apakah pembelian itu memenuhi kebutuhan mereka, apakah itu yang mereka harapkan serta bagaimana cara meningkatkannya. 2. Bila pelanggan membutuhkan bantuan, berikanlah dengan segera. Setelah perusahaan memperoleh umpan balik dari pelanggan, perusahaan harus bertindak dengan cepat. Bila pelanggan menghubungi untuk menyampaikan keluhan, perusahaan harus membeli respon dengan segera, sebaiknya dengan menegaskan maksud perusahaan untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin. 3. Mengurangi kejengkelan atas reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan sering menjadi sumber kekecewaan para pelanggan. 4. Mempelajari cara menghibur pelanggan yang marah. Dengan sistem umpan balik dan keluhan pelanggan yang meningkat mutunya, terjadi interaksi dengan pelanggan. Bila perusahaan berhadapan dengan pelanggan yang marah, perlakukan pelanggan tersebut dengan penuh perhatian.
Dikutip dari         :               http://elisabetria.blogspot.com/2012/11/menciptakan-nilai-kepuasan-dan.html

Konsep 4 Pelaku Ekonomi









4 Pelaku Ekonomi:
1)      Rumah Tangga à Pasar Tenaga Kerja
2)      Perusahaan à Pasar Modal
3)      Pemerintah à Pasar Barang
4)      Luar Negeri à Pasar Barang

Konsep 2 Pelaku Ekonomi









Aliran melingkar merupakan satu model sederhana untuk menganalisis kegiatan ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi). Model aliran melingkar sebagai salah satu instrument bagi sarjana ekonomi untuk menentukan bagaiman kegiatan ekonomi itu berjalan di dalam situasi/kondisi tertentu. Model aliran melingkar dapat membantu memperkirakan kegiatan ekonomi yang akan terjadi sebagai suatu kebijakan.
Gambar di atas menjelaskan aliran secara terus-menerus barang dan jasa serta pembayaran uangnya. Yaitu konsumen (rumah tangga) serta produsen (pengusaha). Hal ini biasa disebut dengan perekonomian 2 sektor atau Y = C + I hanya ada kegiatan Konsumsi dan Investasi saja. Konsumen menyediakan faktor produksi (tenaga kerja, modal, tanah) kepada produsen. Produsen mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa, sebagai imbalan dari penyerahan faktor produksi tersebut, produsen membayar imbalan dari penyerahan faktor produksi berupa upah, bunga, sewa dan keuntungan, kegiatan ini biasa disebut Pasar Input. Pendapatan yang dimiliki oleh konsumen (pemilik faktor produksi) digunakan untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhannya, kegiatan ini biasa disebut dengan Pasar Output.

                  Buku Mikro Ekonomi (Teori Pengantar) Karangan Sadono Sukirno.

Konsep Flow & Conjunction dalam Perekonomian









Keterangan:
1.       Pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga.
Rumah tangga melakukan konsumsi atau dalam variabel ekonomi disebut C (Consumption). Konsumsi bisa disebut Injeksi (Penyuntikan) atau Kebocoran. Konsumsi disebut sebagai injeksi karena pada saat situasi rumah tangga melakukan investasi pada pasar uang dan investasi tersebut digunakan untuk menyuntikkan/menginvestasikan produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Konsumsi disebut sebagai kebocoran pada saat uang digunakan untuk menabung, disebut kebocoran karena uang yang seharusnya digunakan untuk mengonsumsi barang dan jasa digunakan untuk menabung.
2.       Belanja barang oleh Pemerintah.
Pemerintah melakukan konsumsi atau dalam variabel ekonomi disebut G (Government) yang artinya pendapatan pemerintah digunakan untuk keperluan pemerintah.
3.       Investasi oleh pemerintah.
Produsen mendapatkan suntikan dana atau Investasi dari pemerintah melalui Belanja pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah atau dalam variabel ekonomi disebut I (Investment).
4.       Ekspor ke luar negeri.
Pasar Barang menjual barang dan jasa yang telah diproduksi produsen ke luar negeri atau mengekspor barang dan jasa.
5.       Kebutuhan tenaga kerja oleh pemerintah.
Pemerintah membutuhkan tenaga kerja dari Pasar Tenaga Kerja yang berasal dari rumah tangga.
6.       Kebutuhan tenaga kerja oleh perusahaan.
Produsen  membutuhkan tenanga kerja dari Pasar Tenaga Kerja yang berasal dari rumah tangga.
7.       Kebutuhan uang tunai.
Produsen membutuhkan uang untuk melakukan proses produksi kepada Pasar Uang atau Pasar Modal. Produsen akan membuat laporan keuangan sebaik mungkin untuk menarik investor sebanyak-banyaknya, hal ini yang biasa disebut Injeksi atau penyuntikan, artinya setiap saham Produsen yang dibeli oleh Investor merupakan Penyuntikan dalam perekonomian karena dengan pembelian saham tersebut perekonomian dapat distabilkan baik untuk produsen maupun pelaku ekonomi yang lain.
8.       Kebutuhan rumah tangga akan uang tunai.
Rumah tangga memberikan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja. Maka Pasar Tenaga Kerja akan membayar faktor-faktor produksi itu berupa uang tunai kepada rumah tangga.
9.       Kebutuhan perusahaan asing akan rupiah.
Uang rupiah diperlukan perusahaan asing setelah barang atau jasa impor yang telah diberikan untuk ditukarkan kembali ke mata uang negara perusahaan tersebut.
10.   Hasil produksi dalam negeri.
Produsen telah menyelesaikan barang dan jasa yang siap dijual oleh Pasar Barang kepada Rumah Tangga, Pemerintah, dan Luar Negeri.
11.   Impor dari luar negeri.
Perusahaan asing memberikan barang dan jasa dari negaranya yang diperlukan oleh pasar barang untuk dijual kembali ke rumah tangga, pemerintah.
12.   Tenaga kerja yang disediakan oleh rumah tangga.
Rumah tangga menyediakan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja.
13.   Suplai uang kartal.
Lembaga keuangan menyediakan uang kartal (uang kertas atau uang logam) yang diperlukan oleh pemerintah yang akan disebarkan kembali kepada pelaku-pelaku ekonomi lain.
14.   Tabungan rumah tangga.
Uang yang diterima rumah tangga dari pasar tenaga kerja atau pelaku ekonomi disimpan di Lembaga Keuangan guna untuk motif berjaga-jaga. Hal ini yang biasa disebut dengan kebocoran karena uang yang seharusnya digunakan untuk mengonsumsi barang dan jasa disimpan di lembaga keuangan.
15.   Suplai uang giral.
Lembaga keuangan menyediakan uang giral kepada rumah tangga karena semakin mendesak nya kebutuhan rumah tangga akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Pada saat ini terdapat kredit macet yang disebabkan oleh fasilitas yang diberikan lembaga keuangan kepada rumah tangga berupa pemberian kartu kredit yang keberadaan uangnya belum dipastikan sehingga dapat memacu inflasi.
16.   Suplai dana luar negeri.
Uang diberikan kepada perusahaan asing atas barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri yang penting bagi negeri untuk menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pelaku-pelaku ekonomi lain.

                      Buku Mikro Ekonomi (Teori Pengantar) Karangan Sadono Sukirno.

warna dan kepribadian

Warna bisa menggambarkan kepribadian kita। Seperti halnya manusia, setiap warna memiliki karakter tersendiri yang unik dan berbeda satu sama lain. Karakter yang dimiliki masing-masing warna diyakini dapat mewakili kepribadian yang ada pada diri kita.

Tipe Kepribadian Anda Berdasarkan Golongan Darah

Sudah umum jika kita mendengar tentang golongan darah dari masa kanak-kanak. Namun, baru sedikit yang menyadari bahwa kepribadian kita bisa ditentukan berdasar tipe golongan darah yang kita miliki, bahkan berdasarkan riset kultur budaya di Jepang menunjukkan bahwa tipe golongan darah seseorang menentukan karir dalam hidup seseorang.
Mari kita lihat beberapa perbedaan tipe-tipe golongan darah tersebut :

We're Bulletproof Pt.2

Korean:

What 이리 내놔
What 긴장해 다
What 끝판대장
What We are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof 
이름은 Jung Kook 스케일은 전국
학교 대신 연습실에서
밤새 춤을 추고 노래 불렀네
너희가 놀 때 난 꿈을
집도하며 잠을 참아가며
매일 밤새 볼펜을 잡네
아침 해가 뜬 뒤에 나 눈을 감네
이중잣대와 수많은 반대
속에서 깨부숴버린 나의 한계
그에 반해 재수 좋게 회사에 컨택된 속칭
노래 못 해 랩퍼를 당한
너희에게 랩퍼라는 타이틀은 사치 
Everywhere I go everything I do
나 보여줄게 칼을 갈아왔던 만큼
날 무시하던 많은 사람들 이젠
Oh oh oh oh oh oh hey shout it out 
Oh 나만치 해봤다면 돌을 던져
We go hard 우린 겁이 없어
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like
Oh 나만치 해봤다면 돌을 던져
We go hard 우린 겁이 없어
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like 
What 이리 내놔
What 긴장해 다
What 끝판대장
What We are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof 
Look at my profile 아직 아무것도 없지
Still 연습생 and 랩퍼맨
yeah I do know that’s nuthin
고민도 했지만 이제 필요 없어졌지
넌 아직도 아마추어 난
메이저 쭉 그렇게 썩길
랩몬스터 말처럼 괴물같이
무슨 비트든 간에 난 싹 집어삼켜
충실한 이름값 얘들아 이리와
미리 봐 한낱 아이돌의 반전
하하 힙부심뿐인 형들은 불가능하다 했지 but
똑똑히 봐 이걸 impossible에 마침표
찍어 I’m possible 자 이제 됐니 boy 
Everywhere I go everything I do
나 보여줄게 칼을 갈아왔던 만큼
날 무시하던 많은 사람들 이젠
Oh oh oh oh oh oh hey shout it out 
Oh 나만치 해봤다면 돌을 던져
We go hard 우린 겁이 없어
Click click bang bang We juss sing it like
Click click bang bang We juss sing it like 
Oh 나만치 해봤다면 돌을 던져
We go hard 우린 겁이 없어
Click click bang bang We juss sing it like
Click click bang bang We juss sing it like 
What 이리 내놔
What 긴장해 다
What 끝판대장
What We are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof

English:

What give it to me
What everyone be nervous
What master of the last round
What we are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof
Name is Jungkook, scale is nationwide
At the practice room instead of school
I danced and sang all night
While you all played I lived my dream
And resisted my sleep
Holding a ballpoint pen all night
I close my eyes after the sun rises in the morning
Double standards and opposition everywhere
The limits inside me that I crushed
Falling for her and luckily got contacted by the company
Becoming a rapper because you can’t sing
The title of rapper is a luxury to you

Everywhere I go everything I do
I’ll show myself as much as I’ve sharpened the knife
All those people who’ve ignored me now
Oh oh oh oh oh oh hey shout it out

Oh if you’ve done as much as me throw a rock
We go hard we’ve got no fear
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like
Oh if you’ve done as much as me throw a rock
We go hard we’ve got no fear
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like

What give it to me
What everyone be nervous
What master of the last round
What we are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof

Look at my profile, there’s nothing there yet
Still a trainee and rapper man
Yeah I do know that’s nuthin
I used to worry but it’s useless now
You’re still an amateur
I’m a major, hope you continue to rot like that
Like Rap Monster’s words like a monster
Whatever beat it is, I eat it up
Those who truly live up to their name come here
Look at it beforehand, merely an idol’s reversal
Haha all the hyungs below me said it was impossible but
Look at this clearly, the stop of impossible
Take a picture, I’m possible, now are you done boy

Everywhere I go everything I do
I’ll show myself as much as I’ve sharpened the knife
All those people who’ve ignored me now
Oh oh oh oh oh oh hey shout it out

Oh if you’ve done as much as me throw a rock
We go hard we’ve got no fear
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like

Oh if you’ve done as much as me throw a rock
We go hard we’ve got no fear
Click click bang bang we juss sing it like
Click click bang bang we juss sing it like

What give it to me
What everyone be nervous
What master of the last round
What we are bulletproof
We are bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof
Bulletproof




romanized:


[Rap Monster] (What) iri naenwa
(What) ginjanghae da
(What) ggeutpandaejang
(What) We are bulletproof, ha ha we are bulletproof
(What) Ha what’s up (What’s up) Bulletproof

[Jung Kook] ireumeun Jung Kook, Scale-eun jeon-guk
haggyo daesin yeonseupsireseo bamsae chumeul chugo norae bulleonne
neohuiga nol ddae, nan ggumeul jipdohamyeo jameul chamagamyeo
[SUGA] maeil bamsae bolpeneul jamne achim haega ddeun dwi-e na nuneul gamne
ijungjatdaewa sumanheun bandae sogeseo ggaebuswobeorin naui han-gye
geu-e banhae jaesu jo-ke hoesa-e Contact-doen sokching
norae mot hae Rapper-reul danghan neohui neohui-ege Rapper-raneun Title-eun sachi

[V] Everywhere I go, everything I do
na boyeojulge kareul garawatdeon mankeum
nal musihadeon manheun saramdeul ijen
(Oh oh oh wuh oh oh) We shout it out

[Jimin] Oh! namanchi haebwatdamyeon doreul deonjyeo
We go hard urin geobi eopseo
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
Oh! namanchi haebwatdamyeon doreul deonjyeo
We go hard urin geobi eopseo
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like

[Rap Monster] (What) iri naenwa
(What) ginjanghae da
(What) ggeutpandaejang
(What) We are bulletproof, ha ha we are bulletproof
(What) Ha what’s up (What’s up) Bulletproof

[J-Hope] Look at my profile, ajik amugeotdo eopji
Still yeonseupsaeng And rapperman, yeah I do know that’s nothin’
gomindo haetjiman ije piryo eopseojyeotji
neon ajikdo amachu-eo, nan Major, jjuk geureoke sseoggil
[Rap Monster] Rap Monster,
malcheoreom goemulgati museun biteudeun gane nan ssak jibeosamkyeo
chungsilhan ireumgap yaedeura iriwa miri bwa hannat Idol-ui banjeon haha
Hip-busimbbunin hyeongdeureun bulganeunghada haetji But
ddokddoki bwa igeol Impossible-e machimpyo
jjigeo I’m possible ja ije dwaenni Boy

[Jin] Everywhere I go, everything I do
na boyeojulge kareul garawatdeon mankeum
nal musihadeon manheun saramdeul ijen
(Oh oh oh wuh oh oh) We shout it out

[Jimin] Oh! namanchi haebwatdamyeon doreul deonjyeo
We go hard urin geobi eopseo
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
Oh! namanchi haebwatdamyeon doreul deonjyeo
We go hard urin geobi eopseo
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like
([J-Hope] Click click, bang bang) We just sing it like

[Rap Monster] (What) iri naenwa
(What) ginjanghae da
(What) ggeutpandaejang
(What) We are bulletproof, ha ha we are bulletproof
(What) Ha what’s up (What’s up) Bulletproof

[Rap Monster] Bulletproof, bulletproof, bulletproof
Bulletproof, bulletproof, bulletproof