Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Dalam
kehidupan sehari-hari : Mencakup apa yang
mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka
membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering
mereka membeli, dan sebarapa sering mereka menggunakannya.
Pengambilan keputusan dapat
dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun memiliki hubungan satu sama
lain diantaranya:
1) Tahap Input
1) Tahap Input
Merupakan tahap yang mempengaruhi
pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber
informasi utama, yaitu:
- Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri,
harganya, promosi dan dimana ia dijual),
- Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen
(keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal). Hal ini merupakan
input yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana
mereka menggunakan apa yang mereka beli.
2) Tahap Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan
pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat
pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input
mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi
sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
3) Tahap Output
Merupakan pengambilan konsumen
terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan
erat dengan perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Percobaan merupakan
tahap penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni konsumen menilai produk
melalui pemakaian langsung pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan
produk.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
·
Faktor
Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh
paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari
oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan
oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
·
Faktor
Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status
sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang
atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian
keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya
berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi.
Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan
status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat.
·
Faktor
Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa
penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup
psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan
jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi
ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang
mudah dijadikan uang ). Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan
oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan
“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup
juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya
terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu
variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-
jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara
jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
·
Faktor
Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli
seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Persepsi didefinisikan
sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama.
Ada tiga proses persepsi:
1. Perhatian yang selektif
2. Gangguan yang selektif
3. Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran
menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
·
Faktor
Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar
mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen.
Variabel-variabelnya adalah:
(1) Barang,
(2) Harga,
(3) Periklanan
(4) Distribusi
yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar
harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama
pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Strategi pemasaran kemudian
dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil
keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan
balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari
pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan
pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali
kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam
bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan
kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan
dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu
penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen
terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi
ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran
kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Berdasarkan landasan teori, ada
dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan
faktor internal.
§ Faktor eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku.
§ Faktor internal
Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya
hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia
diperoleh dari mempelajari sesuatu.
Keputusan Pembelian
Pengertian keputusan pembelian, menurut
Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Menurut
Engel et.al. (1994), proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari
lima tahapan yaitu :
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses
pembelian dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan atau masalah dimana
konsumen merasakan adanya perbedaan antara kondisi aktual dengan yang
diinginkan. Hal ini terjadi karena stimulus internal (seperti rasa haus dan
lapar) atau stimulus eksternal (iklan, pajangan produk). Engel et.al. (1994)
mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian suatu produk terjadi ketika
kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan tersebut
disebabkanketidaksesuaian yang terjadi pada kondisi aktual dengan kondisi yang
diinginkan oleh konsumen, sehingga berada pada suatu tingkat ambang. Jika
ketidaksesuaian tersebut berada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan
kebutuhan pun tidak terjadi.
b. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang
disimpan didalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang
relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Menurut Kotler
(2000), sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu :
1.
Sumber
pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kerabat.
2.
Sumber
komersil : iklan, tenaga penjual, pedagang dan perantara.
3.
Sumber
publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
4.
Sumber
pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
c. Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan
dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan hingga alternatif yang dipilih.
Kotler (2000) mengemukakan bahwa konsumen yang melakukan evaluasi alternatif
berusaha memuaskan kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai serangkaian produk dengan atribut yang
berbeda. Atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol akan
mendapat perhatian dari konsumen. Selain itu pasar suatu produk dapat
disegmentasikan berdasarkan atribut-atribut yang menonjol bagi kelompok atau
konsumen yang berbeda.
d. Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang
dipilih atau pengganti yang dapat diterima. Terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi maksud pembelian dan pendirian orang lain dapat mengurangi
alternatif produk yang disukai. Faktor-faktor tersebut yaitu : (a) intensitas
dari pendirian negatif orang lain, (b) motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Adapun langkah- langkah antara evaluasi alternatif dan
keputusan pembelian. Lihatlah gambar berikut ini :
e. Perilaku
Setelah Pembelian
Konsumen mengevaluasi apakah
alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah
digunakan. Perilaku konsumen setelah proses pembelian yaitu konsumen akan
mengalami suatu tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Hal ini akan mempengaruhi
tindakan pembelian selanjutnya. Konsumen yang tidak puas akan menghentikan
pembelian produk atau akan menceritakan yang kurang baik kepada orang lain. Hal
ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap produk tertentu. Sebaliknya jika
konsumen puas maka mereka akan melakukan pembelian selanjutnya (loyal) dan
mengkonsumsi produk untuk jangka panjang. Kotler (2000) menggambarkan bagaimana
konsumen menangani ketidakpuasan dari konsumsi suatu produk
Konsumen membentuk harapan mereka atas
pesan-pesan yang diterima dari penjual/pemasar, teman dan sumber informasi
lainnya. Jika penjual membesar-besarkan manfaat produk, kemungkinan konsumen
akan mengalami harapan yang tidak tercapai yang menyebabkan ketidakpuasan.
Semakin besar jarak antara harapan dan hasil yang dirasakan maka semakin besar
ketidakpuasan.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan
untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
1)
Pendekatan
Kardinal
® Kepuasan konsumsi dapat diukur
dengan satuan ukur.
® Makin banyak barang dikonsumsi makin
besar kepuasan.
® Terjadi hukum The law of deminishing
Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap tambahan
kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.( Mula
– mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point
tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini menyebabkan terjadinya
Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal
dengan hukum Gossen.
® Tambahan kepuasan untuk tambahan
konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan
makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka
dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen
redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna
marginal.
2)
Pendekatan
Ordinal
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan
angka ordinal (relatif). Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva
indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang
dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:
Ø Mempunyai kemiringan yang negatif
(konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah
barang lain yang di konsumsi)
Ø Cembung ke arah titik origin,
menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk
mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate
of substitution)
Ø Tidak saling berpotongan, tidak
mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda
Blog Sisca.
(2011, 09 Oktober). Teori Perilaku
Konsumen. http://merdifransisca.blogspot.com/ diakses 2013/10/30
Rahimah.
(2011, 28 November). TEORI PERILAKU
KONSUMEN. rahimahrima.blogspot.com/2011/11/teori-perilaku-konsumen.html
diakses 2013/10/30
http://hariyatno.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30640/pemasaran+meet-3.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar