Sabtu, 12 Oktober 2013

PENDAPAT TENTANG DEMAM KOREA DI INDONESIA

NAMA: CHARLENEKELAS/NPM: 2EB01/21212586TULISAN SOFTKILL

                              Dapat kita lihat di zaman sekarang ini sepertinya budaya dari timur yaitu tepatnya budaya Korea Selatan sudah mulai memasuki Indonesia. Berbagai jenis hal yang berbau Korea Selatan masuk ke dalam negeri kita ini. Yang dapat kita ketahui dengan kasat mata tentang demam korea yang melanda di Indonesia adalah tentang jenis musiknya, yaitu musik korea pop atau yang sering disingkat menjadi kpop. Banyak orang hampir di seluruh dunia menggemari musik ini, baik anak – anak, remaja maupun orang dewasa. Banyak pula artis dari negeri gingseng sana yang berdatangan ke Indonesia untuk melakukan konser. Selain kpop, demam Korea yang mewabah lainnya adalah tentang drama atau film. Banyak film – film Korea yang ditayangkan di saluran – saluran televisi untuk memanjakan penonton dan penggemarnya. Demam Korea lain yang tidak kalah “booming”nya dengan kpop dan drama adalah kosmetik. Banyak sekali orang Indonesia yang tergiur oleh kosmetik dari negeri gingseng ini dikarenakan melihat artis maupun aktor di drama – drama korea ataupun videoklip kpop yang mempunyai muka yang bersih seperti porselin. Kosmetik dari negeri Korea ini menjanjikan bahwa bahan – bahannya terbuat dari bahan – bahan alami. Tentunya ini membuat rakyat Indonesia tergiur.

                              Dengan masuknya demam Korea atau yang biasa disebut “Halyu Wave” ini tentu sangan berdampak bagi rakyat di Indonesia. Dampak ini bisa berdampak positif maupun berdampak negatif. Ada hal – hal dari negeri sana yang memang patut untuk kita contoh tapi ada juga yang tidak patut untuk dicontoh. Dengan masuknya demam Korea di Indonesia seperti sekarang ini, sepertinya membuat industri – industri di Indonesia terbilang latah. Yang dapat saya lihat di televisi banyak produk – produk kecantikan atau kosmetik dari Indonesia yang menjanjikan kulit putih bersih bersinar seperti orang Korea, serta menggunakan bahan – bahan alami dari Korea. Banyak juga dari industri musik di Indonesia yang ikut berbondong – bondong membuat “boyband” dan “girlband” seperti layaknya di Korea Selatan sana dimana di demam korea ini banyak boyband serta girlband Korea  sana yang masuk ke dalam Indonesia.
Kali ini pertama – tama saya akan membahas dampak positif dari demam korea ini, yang dapat saya lihat dampak positif yang dapat kita rasakan yaitu terjalinnya relasi yang baik antara Negara Indonesia dan Korea terutama Korea Selatan. Ini dikarenakan Korea Selatan banyak mengimpor produk – produknya ke Indonesia, tentunya produk – produk Korea Selatan ini akan laku keras di Indonesia menyinggung sekarang ini sedang terjadinya demam Korea. Selain  itu masyarakat di Indonesia terutama di bidang industri musik dapat mencontoh musik kpop untuk membuat musik yang lebih baik dan kreatif untuk negeri ini, contohnya dengan munculnya girlband dan boyband di Indonesia yang membuat ramai industri musik di Indonesia. Pada generasi muda, yaitu remaja ada juga dampak positif dari masuknya demam korea ini. Generasi muda di Indonesia jadi lebih kreatif baik itu di dalam bidang musik, tari modern, maupun yang lain dikarenakan mengambil hal positif dari kpop itu sendiri. Dari tari modern, banyak remaja yang melakukan cover dance atau meniru tarian dari negeri gingseng itu untuk diperlombakan. Tentunya ini berdampak positif yaitu dapat mengasah bakat para remaja maupun anak – anak dibidang tari. Dan banyak lagi dampak – dampak positif lain yang tidak dapat saya sebutkan.
Dan sesudah membahas dampak positf tentang masuknya demam Korea di indonesia, saya akan membahas dampak negative dari masuknya demam Korea ini. Dampak negatif dalam masuknya demam Korea ini sangat terlihat jelas. Dapat dilihat dari para masyarakat Indonesia yang lebih memilih berbagai produk dari Korea dibanding produk didalam negeri. Padahal produk dari dalam negeri kualitasnya tidak kalah bagus disbanding barang dari negeri gingseng tersebut. Masyarakat Indonesia yang memilih untuk lebih mendegarkan musik – musik Korea yaitu Kpop dibanding mendengarkan musik Indonesia, ini tentunya berdampak buruk bagi perindustrian musik di Indonesia. Para rakyat Indonesia lebih memilih untuk menyukai dan mengidolakan musisi - musisi dari Korea Selatan, dan kurang respek kepada musisi – musisi Indonesia. Padahal apabila dilihat, musisi – musisi di Indonesia sudah terbilang hebsat dan tidak kalah bagus. Padahal para musisi – musisi di Indonesia ini memerlukan dukungan dari dalam masyarakat di negaranya itu sendiri untuk dapat maju dan berkembang, tapi nyatanya masyarakat di Indonesia kebanyakan kurang respek dengan musisi sertas musik Indonesia. Yang lain,  lebih memilih menonton film – film Korea dibanding film Indonesia. Lebih mengikuti budaya Korea disbanding mengikuti budayanya sendiri. Apabila masyarakatnya sendiri kurang respek dan peduli serta mengembangkan budayanya sendiri, bagaimana negeri ini mau maju? Padahal kita harus lebih mencintai budaya kita sendiri terlebih dahulu. Budaya Korea juga tidak semua dapat diikuti karena ada baik dan jeleknya. Salah satu yang saya tidak suka adalah tentang “operasi plastik”. Korea sendiri disebutkan sebagai Negara yang masyarakatnya melakukan operasi plastik terbesar di dunia. Banyak warga sana yang menghabiskan uangnya untuk operasi plastik, baik anak – anak maupun dewasa. Banyak orang di negeri sana yang tidak puas akan mukanya dan merubahnya menjadi lebih cantik. Operasi plastik sendiri sudah biasa bagi warga sana. Operasi plastik disana sudah seperti hal yang wajar dan tidak dianggap aneh. Ini ditakutkan yaitu bahwa masyarakat Indonesia terutama remaja atau anak – anak yang belum terlalu mengerti tentang bahaya serta larangan untuk melakukan operasi plastic malah ingin mengambil jalan operasi plastik untuk mempercantik diri mereka. Agama – agama di Indonesia tentunya banyak yang melarang untuk mengambil jalur operasi plastik.
                                                Saran saya untuk masuknya demam Korea di negeri ini, kita harus menyaring budaya yang masuk tersebut. Mengambil apa yang baik dan membuang apa yang jelek. Menurut saya industri - industri di Indonesia baik dalam kosmetik maupun musik harus lebih percaya diri dan tidak membawa hal – hal berbau Korea terhadap produk – produk buatan mereka. Walaupun memang apapun hal yang berbau Korea ini sedang “booming” di kalangan masyarakat akan tetapi alangkah lebih baiknya bila kita membuktikan produk atau musik dalam negeripun dapat dibanggakan dan diacungi jempol. Seperti skincare / kosmetik, daripada memakai bahan – bahak Korea, kenapa para pembuat kosmetik itu tidak menggunakan bahan – bahan dari alam di Indonesia? Padahal kita tahu sendiri bahan – bahan alami di Indonesia tidak kalah bagus dari luar sana. Apabila dapat dibuktikan bahwa produk kecantikan / kosmetik Indonesia dapat bersaing juga mungkin masyarakat Indonesia terutama wanita yang terkena demam skincare Korea ini akan sadar dan melirik produk di dalam negeri. Begitu juga dengan musik dan film – film di Indonesia. Lebih baik membuktikan kualitas, bahwa perindustrian musik serta film di Indonesia juga bagus dan berkualitas, bukan malah ikut – ikutan latah mengikuti budaya – budaya dari negeri gingseng tersebut. Kita juga sebagai rakyat Indonesia harusnya respek terhadap produk dalam negeri, respek juga terhadap musisi dalam negeri. Apabila masyarakat Indonesia lebih memilih produk – produk dalam negeri, tentunya juga akan membantu memperbaiki perekonomian di Indonesia. Apabila masyarakat di Indonesia lebih menghargai budayanya, tentunya akan membantu Indonesia kea rah yang lebih baik lagi. Jadi semua itu sebenarnya dimulai dari dalam diri kita sendiri.
                                                Sekian yang dapat sampaikan, mohon maaf apabila ada perkataan yang salah maupun menyinggung. Ini hanya sebuah pendapat dari pandangan saya sebagai seorang remaja. Yang dimana saya juga menyukai hal – hal berbau korea ini, dan juga sudah mulai terkena demam Korea. Tetapi tentunya tetap mencintai budaya serta produk – produk Indonesia.
                                               





1 komentar: